WoW dotA Allstars

This is Description

Kamis, 29 November 2012

monyet

Surili Sumatra (Mitered leaf monekey)



Pertamakali saya melihat jenis primata ini adalah kira-kira tahun 2002 di Sumatra selatan, waktu itu sedang magang kerja di salah satu Hutan Tanaman Industri. Simpai adalah nama lokal orang sering menyebut jenis monyet pemakan daun ini. Termasuk dalam keluarga Cercopitheciday, subfamily Colobinae  dan scientific namenya adalah Presbytis melalophos, common name atau nama inggrisnya adalah Mitered Leaf  Monkey. Kenapa mitered, mungkin karena rambut dikepalanya memebentuk sedemikian rupa, mirip mahkota yang sering digunakan para “bishop” pemimpin agama katolik.  Yang saya ingat waktu itu adalah monyet ini berwarna merah kekuningan dengan bagian depan berwarna putih. Nah akhir tahun lalu saya sempat melihat-lihat beberapa tempat di Sumatra, tepatnya hunta-hutan sekitar Gunung Kerinci, dan beruntung sekali melihat jenis presbytis pulau Sumatra ini,  ya ini Simpai , setelah beberapa tahun silam melihatnya, dan kali ini jarak cukup dekat sehingga jelas sekali terlihat morphologi monyet surili daratan Sumatra. Setelah saya liat-liat di buku Pictorial guide to the living primate, ternyata ada 4 subspecies surili Sumatra, Bicolor, Mitrata, Nobilis, dan Melalophos. Dalam kategori daftar merah IUCN species ini termasuk Endangered.
Surili Sumatra yang saya jumpai kali ini  berada di wilayah administrative Kab.Solok Selatan, Kec. Sangir, Ds.Sungai lambai,habitat hutan sekunder dekat dengan perkebunan, relative dekat dengan kegiatan manusia, dan nampak mereka sudah terbiasa dengan kehadiran manusia, karena tidak takut dan tidak langsung lari. Suara monyet ini hampir sama dengan suara Surili Jawa, agak mirip juga dengan Lutung merah dari Kalimantan. Tidak banyak penelitian ataupun survey jenis surili Sumatra ini, jadi untuk statusnya sekarang sebenarnya juga tidak jelas karena tidak adanya data yang cukup. Sebaran jenis surili Sumatra masih belum jelas, bahkan juga taxonominya masih di perdebatkan juga. Hilangnya habitat, konversi hutan untuk perkebunan, pertanian, pemukiman, jalan dan lain sebagainya adalah ancaman yang nyata dari monyet ini. Sepertinya juga monyet ini memiliki kemampuan adaptasi terhadap perubahan habitat, seperti yang saya temui ini, malah kadang masyarakat sekitar menganggapnya sebagai monyet penganggu, karena sering masuk ke ladang-ladang. Disisi lain sebenarnya ini juga potensi juga untuk wisata minat khusus pengamatan primata, karena warnanya yang sangat “colourful” menurut saya dan mudah dijumpai, bisa digunankan sebagai icon untuk wisata alam setempat, karena tidak perlu jalan jauh ke dalam hutan dan mendaki gunung yang tinggi sudah bisa ketemu dengan monyet ini, mungkin bisa juga alasan seperti ini untuk melindungi habitatnya bisa lewat hal seperti ini juga.

monyet

Urban ekologi monyet ekor panjang

Beberapa minggu yang lalu, pemberitaan tentang monyet ekor panjang yang menyerang penduduk desa di Jawa Timur cukup ramai. Monyet-monyet ekor panjang memang seringkali dijumpai di habitat manusia ataupun kawasan yang dibangun oleh manusia, dan memang sepertinya juga sudah “coexist” dengan manusia. Selain karena tempat hidupnya hilang di alih fungsikan, perilaku kita sebagai manusia kadang membuang sampah sembarangan juga mengundang datangnya monyet-monyet ini. Kasus di sidoarjo Jawa timur ini sangat mungkin terulang lagi dan mungkin juga lebih parah, karena banyak tempat di Indonesia menjadi distribusi monyet ekor panjang (1). Monyet-monyet ini juga telah di laporkan menyerang lahan penduduk di berbagai tempat di Jawa, dan menjadi hama bagi hutan tanaman industry di Sumatra. Tidak lagi di hutan yang susah di jangkau manusian, melainkan di kawasan urban , monyet-monyet ini tinggal.  Banyak lokasi wisata juga menggunakan icon species ini sebagai daya tariknya, monkey forest park di ubud salah satu yang terkenal dengan monyetnya, menurut catatan pengelola tentang jumlah individu yang ada di tempat ibadah (pura) ini mengalami trend peningkatan 2 kali lipat dibanding tahun 1999, saat ini ada sekitar 500 an individu(4). Terlepas dari apakah juga ada catatan tentang agresifitas monyet terhadap pengunjung atau tidak, potensi konflik antara monyet dan manusia tentu akan meningkat seiring dengan meningkanya kompetisi antar idividu,  setidaknya untuk mendapatkan sumber pakan dan tempat berlindung.  Pemberian pakan juga banyak dilakukan kepada monyet-monyet ini dengan berbagai alasan spiritual ataupun  hiburan yang menarik, semakin mendekatkan kontak antara manusia dan monyet-monyet ini secara langsung. Coexistence antara manusia dan monyet belum banyak yang meneliti di wilayah Indonesia yang merupakan sebaran terluas dari monyet ekor panjang . Beberapa studi telah melaporkan bahwa ada transfer penyakit antara monyet dan manusia atau sebaliknya , seperti malaria , rabies, dan herpes.  (2,3). 
Literatur

monyet

Tuesday, September 11, 2012

Sayang Monyet

Hampir setiap tahun saya melewati jalur Solo-Ngawi, kalau melewati hutan jati sebelum masuk ngawi di pinggir jalan ada pasar burung dan perabot rumah tangga kayu jati,  kadang ramai sekali suasananya, seperti pada waktu mudik lebaran, karena tempat ini juga rest area yang nyaman.  Tidak hanya burung tapi disini juga di jual juga monyet. Jenis monyet  yang dijual adalah monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), namun yang menarik adalah monyet-monyet ini warnanya tidak seperti kebanyakan warna monyet ekor panjang, warna cerah krem agak ke kuningan, dan usianya saya perkirakan rata-rata juvenile atau remaja. Ketika kita melihat memang sangat lucu, dan menggemaskan, apalagi sudah dikemas dalam sangkar yang besi yang di cat warna mencolok. Apakah menyayangi binantang ini kita harus membawanya ke rumah dan tinggal bersamanya?? Monyet biasanya tinggal di tempat yang bebas, pepohonan, bergantung kesana kemari, bermain dengan anggota kelompoknya. Membawa monyet atau primata untuk tinggal bersama kita meskipun kita pelihara dengan baik, bersih tetap saja binatang-binatang ini beresiko tinggi , beberapa hasil penelitian telah menyebutkan bahwa monyet-monyet ini berpotensi dapat menularkan penyakit kepada manusia atau sebaliknya,seperti herpes, berbagai jenis infeksi virus (influenza, cacar, ebola), penyakit pencernaan, tbc (1), di negara tentangga kita Malaysia dan Singapore juga telah dilaporkan bahwa monyet ekor panjang ternyata sebagai pembawa virus dari penyakit malaria (Plasmodium knowlesi) (2).  Sekali lagi,  Apakah menyayangi binantang ini kita harus membawanya ke rumah dan tinggal bersamanya??
Sumber bacaan:

monyet





Monyet dikenal sebagai salah satu hewan primata yang memiliki banyak klasifikasi jenis, kali ini Nyatanya !? akan membahas tentang "Monyet Tupai" monyet lucu ini memiliki banyak kelebihan seperti cerdas dan peloncat yang lihai,  Yumari kita kenali monyet ini lebih akrab : )


Monyet Tupai adalah salah satu jenis dari monyet yang habitatnya berada di kawasan asia selatan dan hutan hujan tropis amerika tengah, monyet jenis ini paling banyak ditemukan di hutan amazon.

Mereka hidup berkelompok dan 1 kelompok biasanya terdiri dari 10-70 ekor, kelompok-kelompok terbagi lagi menjadi beberapa bagian yaitu jantan dewasa, betina, dan monyet tupai remaja.


Monyet tupai jantan dan betina hanya sesekali berbaur, yakni hanya ketika masuk musim kawin. monyet tupai tidak agresif dan bersifat pemalu, suka mengintip dan akan menjerit ketika mereka ada dalam bahaya.

Mereka hanya sesekali turun ke tanah yaitu ketika ingin mencari makanan, monyet tupai adalah monyet peloncat yang handal dan gerakan mereka gesit. Mereka memiliki ekor panjang yang berfungsi sebagai alat keseimbangan.


Monyet tupai adalah hewan omnivora, makanan utamanya adalah buah-buahan sambil sesekali juga menyantap serangga. burung elang adalah predator alami dari monyet ini dan untuk saling menjaga dan menghindari pemangsa mereka menggunakan panggilan vokal yang unik untuk saling berkomunikasi.

Monyet yang tergolong cerdas ini bisa tumbuh mencapai tinggi 35cm dan panjang ekor 42, ciri mereka yang khas adalah bagian mulut bewarna hitam, telinga putih berbulu dan bagian atas kepalanya yang berbulu bewarna hitam (monyet tupai dewasa).

monyet

Kisah Budi Pekerti tentang Monyet dan Landak Array Cetak Array  Surel
Ditulis oleh Era Baru   
Rabu, 10 Agustus 2011 16:24
Landak yang sedang marahAda seekor monyet yang menjadi kepala geng diantara para binatang kecil, sifatnya sangat sombong dan nakal, selalu menimbulkan kekesalan diantara para binatang, tetapi mereka tidak berani menegurnya. 
Pada suatu hari, monyet berkata kepada kelinci, “Hari ini cuaca sangat cerah, ayo kita naik ke gunung bertamasya.” Kelinci menggelengkan kepalanya menolaknya.
Monyet merasa kesal, lalu mengajak tupai,tetapi tupai juga menolak. Monyet lebih kesal lagi, lalu memutarkan badannya mengajak srigala, tetapi srigala juga tidak suka kepada monyet, dan menolaknya. Setelah ditolak oleh semua binatang kecil, monyet tidak tahu harus berbuat apa lagi, akhirnya dia dengan kesal sendirian naik ke atas gunung.
Setelah sampai diatas gunung, dia melihat seekor landak sedang menggulungkan badannya seperti sebuah bola sedang tidur siang. “hei! Hei! Bangun! Bangun saya sudah datang!.” 
“Jangan berisik! Jangan mengganggu tidur siangku!” ujar sang landak yang masing mengantuk.
“Sungguh tidak tahu diri!, badanmu begitu kecil tetapi masih sombong!, rasakan saya akan menduduki engkau seperti sebuah kursi!” Monyet menghina landak sambil duduk diatasnya.
Landak sangat marah, sambil mengibaskan badannya sehingga semua duri landaknya berdiri, “Aduh… sakit! Sakit!” sambil berteriak dan berlari monyet memegang pantatnya yang kesakitan.
Ketika seseorang menjadi terlalu sombong, memandang rendah setiap orang, dia tidak akan melihat kelemahan dirinya sendiri dan kelebihan yang dimiliki oleh orang lain. Jika kita dapat lebih banyak melihat kelebihan orang lain, lebih banyak menghormati orang lain, dan selalu intropeksi kepada diri sendiri maka orang tersebut akan dihormati orang lain juga. (Erabaru/hui)

monyet

Renungan sore tentang Monyet dan Kacangnya

MONYET DAN KACANGNYA

Dari sebuah artikel menarik tentang teknik berburu monyet di hutan-hutan Afrika. Caranya begitu unik.

Sang pemburu hanya menggunakan toples berleher panjang dan sempit. Toples itu diisi kacang yang telah diberi aroma. Tujuannya: agar mengundang monyet-monyet datang. Setelah diisi kacang, toples-toples itu ditanam dalam tanah dengan menyisakan mulut toples yang dibiarkan tanpa tutup.

Para pemburu menanam botol-botol kacang itu di sore hari. Besoknya, mereka tinggal meringkus monyet-monyet yang tangannya terjebak di dalam botol tak bisa dikeluarkan. Kok, bisa? Tentu kita sudah tahu jawabnya.

Monyet-monyet itu tertarik pada aroma yang keluar dari setiap toples. Mereka mengamati lalu memasukkan tangan untuk mengambil kacang-kacang yang ada di dalam. Tapi karena menggenggam kacang, monyet-monyet itu tidak bisa menarik keluar tangannya.  Selama mempertahankan kacang-kacang itu, selama itu pula mereka terjebak. Toples itu terlalu berat untuk diangkat. Jadi, monyet-monyet itu tidak akan dapat pergi ke mana-mana !

Mungkin kita akan tertawa melihat tingkah bodoh monyet itu. Tapi, tanpa sadar sebenamya kita mungkin sedang menertawakan diri sendiri. Kita mengenggam erat setiap permasalahan yang kita miliki layaknya monyet mengenggam kacang.

Kita sering mendendam, tak mudah memberi maaf, tak mudah melepaskan maaf. Mulut mungkin berkata ikhlas, tapi bara amarah masih ada di dalam dada. Kita tak pernah bisa melepasnya.

Bahkan, kita bertindak begitu bodoh, membawa "toples-toples" itu ke mana pun kita pergi. Dengan beban berat itu, kita berusaha untuk terus berjalan.

Sebenarnya kita akan selamat dari penyakit hati jika sebelum tidur kita mau melepas semua "rasa tidak enak" terhadap siapapun yang berinteraksi dengan kita. Dengan begitu kita akan mendapati hari esok begitu cerah dan menghadapinya dengan senyum. Dan, kita pun tahu surga itu diperuntukkan bagi orang-orang yang hatinya bersih........happy sunday guys !!!

monyet

ORANG UTAN
Urusan kera yang satu ini, saya  yakin kalian juga sudah familiar karena sering liat di kaca waktu sisiran. Istilah orang utan diambil dari bahasa Indonesia dan/atau bahasa Melayu, yang berarti manusia (orang) hutan. Mereka memiliki tubuh yang gemuk dan besar, berleher besar, lengan yang panjang dan kuat, kaki yang pendek dan tertunduk, dan tidak mempunyai ekor (perhatikan bahwa monyet punya ekor). Orang utan berukuran 1-1,4 m untuk jantan, yaitu kira-kira 2/3 kali ukuran seekor gorila dewasa. Tubuh orang utan diselimuti rambut merah kecoklatan. Mereka mempunyai kepala yang besar dengan posisi mulut yang tinggi. Orang utan jantan memiliki pelipis yang gemuk. Mereka mempunyai indera yang sama seperti manusia (ada yang merasa namanya Indra?), yaitu pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecap, dan peraba. Telapak tangan mereka mempunyai 4 jari-jari panjang ditambah 1 ibu jari. Telapak kaki mereka juga memiliki susunan jari-jemari yang sangat mirip dengan manusia.
Dari deskripsi di atas adakah yang merasa telah menemukan jatidirinya yang sebenernya? kalau belum, berikut saya sertakan fotonya..
Berkas:Orangutan.jpg
Manusia hutan
Orang utan juga bisa stress
Udah mirip belom sama yang satu ini? Udah berhasil menemukan asal usul lahirnya kamu? mengapa berbeda dari yang lain? mengapa banyak bulu di tubuhmu? mengapa bibirmu memble? *aku mengerti,pertama2 memang susah untuk mengakui yang sebenarnya* 
Kita lanjutkan..

monyet

Entah ada gerangan apa, akhir2 ini saya tertarik dengan yang namanya “Monyet”. Hahaha…tunggu tunggu..jangan tersinggung dulu ya, ini bukan tentang kamu, tapi tentang monyet yang bener bener monyet! Monyet yang binatang, yang suka buat ejek2an, yang kepintarannya paling dekat dengan species manusia. Iya, entah mengapa saya tertarik dengan makhluk satu itu. Tingkahnya lucu, ekspresinya kocak, dsb…pokoknya bikin ketawa lah, hahaha..
Tunggu…tapi coba sanya tanya.. Monyet seperti apa yang ada di bayangan kamu? monyet yang hitam, kecil, pintar, yang jadi temennya Tarzan? Atau monyet coklat yang sering ada di kebun binatang, yang sering kamu ajak foto berdua, sampai2 dari hasil fotonya susah untuk dibedain mana yang kamu dan mana yang monyet? Ataukah monyet kecil lusuh yang suka pergi ke pasar, bawa payung, dan naik sepeda kalo lagi atraksi di depan anak2 kecil? atau jangan2 kamu bayangin saya?? *siapin sepatu buat nyumpel mulut kau kalo emang bener* 
Sadarkah kita sering menyebut kata-kata kamu monyet, tapi tidak jelas yang mana sebenernya yang namanya monyet? Lalu apa bedanya sama orang utan? Simpanse? Kera? dan KINGKONG? berikut hasil searching saya yang kurang kerjaan sangat penting ini.
MONYET
Disebutkan bahwa di dunia ini ada sekitar 264 spesies monyet yang ada di dunia. Karena bentuk fisiknya yang mirip2, maka beberapa jenis kera lain seperti orang utan dan simpanse sering ikut2 disebut sebagai Monyet. Padahal mereka jenis yang berbeda. Nah, gambar di samping ini nih yang dalam bahasa Indonesia bernama MONYET. Jenis kera yang sering kalian panggil Sariyem pergi ke pasar.
monkey_n_cat.jpg picture by mudskippaz
Perhatikan baik-baik fotonya nanti kita bandingin dengan jenis kera lainnya… Untuk saat ini ada yang merasa mirip?
Oke..kita lanjutkan..

SIMPANSE
Simpanse ini, yang sering jadi temennya Tarzan dalam beraksi, dalam bahasa inggris sebagai chimp. Simpanse sendiri adalah nama umum dari 2 spesies kera dalam genus Pan. Biasanya kulitnya berwarna hitam kecoklatan dan berbulu hitam. Simpanse yang paling dikenal adalah dari golongan Pan troglodytes, yang habitat terbanyaknya adalah di daerah Afrika Barat, dan Afrika Tengah. Dari pihak sepupu terdekat dengan simpanse, dikenal pula Bonobo atau “Pygmy Chimpanzee” yang berasal dari golongan Pan paniscus, dan banyak ditemukan di Kongo. Sungai Kongo menandai batas dari kedua golongan simpanse tersebut. Ini nih potonya..

monyetgilak

Monyet

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari
Monyet tidak sepenuhnya sama dengan kera.
?Monyet

Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Animalia
Filum:
Chordata
Kelas:
Mammalia
Ordo:
Primata
Upaordo:
Haplorrhini

Approximate worldwide distribution of monkeys.
Familia
Cebidae
Aotidae
Pitheciidae
Atelidae
Cercopithecidae
Monyet adalah istilah untuk semua anggota primata yang bukan prosimia ("pra-kera", seperti lemur dan tarsius) atau kera, baik yang tinggal di Dunia Lama maupun Dunia Baru. Hingga saat ini dikenal 264 jenis monyet yang hidup di dunia. Tidak seperti kera, monyet biasanya berekor dan berukuran lebih kecil. Monyet diketahui dapat belajar dan menggunakan alat untuk membantunya dalam mendapatkan makanan.
Pengelompokan monyet bersifat parafiletik, karena monyet Dunia Lama (Cercopithecoidea) sebenarnya lebih dekat kekerabatan genetiknya dengan kera (Hominidae), daripada monyet Dunia Baru (Platyrrhini).
Monyet terbesar adalah mandrill. Beberapa monyet dalam bahasa sehari-hari juga sering disebut sebagai kera.
Beberapa monyet telah dimanfaatkan manusia sebagai hewan timangan atau hewan untuk membantu pekerjaan sehari-hari. Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) adalah hewan yang paling biasa berinteraksi dengan manusia dan sering dipelihara sebagai hewan timangan, hewan sirkus, atau percobaan laboratorium. Ia juga primata pertama yang pernah ke angkasa luar. Beruk dipelihara di beberapa tempat di Sumatera dan Malaya untuk dilatih sebagai pemetik kelapa.
Monyet di hutan gunung Bunder menggerakkan pepohonan di siang hari, berlompatan dari satu dahan ke dahan yang lain dan diam bila ada pendaki gunung yang lewat. Mungkin di situ monyet hidup berdampingan dengan macan akar dan ular. Di Sumatera Barat, tepatnya Danau Maninjau, penginapan bersebelahan dibangunnya dengan hutan dan monyet dapat dengan mudah menanjakn pohondan memasuki teras hotel dekat kolam renang. Di perjalanan naik turun ke arah danau Maninjai, monyet monyet leluasa berkeliaran dan seperti menunggu makanan yang dilepmar oleh pelancong.
Ciutkan pos ini
 

My Blog List